Tuesday, June 18, 2013

"Banjir dan Krisis Air di Indonesia" 

Hi guys, gua mau nge-share satu artikel nih. Artikel ini udah berhasil bawa gua jadi Juara I dalam lomba Festival Air SeDunia 2013 yang diadain REKTORAT UNIVERSITAS INDONESIA dan DirJen PU. 

Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ribut.. Itulah sebaris lagu yang sering muncul manakala ada berita tentang banjir di televisi. Haruskah lagu itu akan sering kita dengar untuk banjir yang semakin sering melanda wilayah Jakarta atau wilayah Indonesia lainnya. 

Benca banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada pertengahan januari 2013 yang menyebabkan Jakarta dinyatakan dalam keadaan darurat. Banjir ini sebenarnya sudah dimulai sejak Desember 2012, dan baru mencapai puncaknya pada Januari 2013. Bulan April 2013 pun beberapa wilayah Jakarta masih ada yang tergenang banjir. Apakah penyebabnya?

Selain curah hujan yang tinggi sejak Desemnber 2012. Hingga pertengahan Januari 2013, Jakarta tercatat mencapai rekor curah hujan hingga 250-300mm, melebihi kondisi Banjir Jakarta 2002 yang mencapai 200mm, namun masih dibawah kondisi Banjir Jakarta 2007 yang mencapai 340mm 

Curah hujan yang tinggi harusnya menjadi rahmat karena itu berarti siklus alami air masih berjalan dengan bagus. Persoalannya justru adanya sistem drainase yang buruk. Akibatnya air hujan yang turun tidak mampu tertampung dan teralirkan dengan baik. Jalanya terhambat oleh drainase yang tersumbat oleh banyaknya sampah. Air jadi meluap dan menggenangi wilayah tinggal dan jalan-jalan. Berbagai tanggul di wilayah Jakarta jebol, banjir ini juga disebabkan meningkatnya volume 13 sungai yang melintasi Jakarta. Tercatat Bogor, Bekasi, Depok, dan Tanggerang juga mengalami hal yang sama pada masa ini.

Air adalah kehidupan dan kehidupan selalu berkaitan dengan air. Air bersama udara, menjadi satu-satunya faktor penentu sebuah daerah layak atau tidak untuk dihuni. Tak heran jika selama ini setiap misa ke luar angkasa dikhususkan untuk menemukan air dan oksigen. Tak heran jika sebuah planet dengan kemungkinan memiliki air selalu menjadi tujuan utama eksplorasi luar angkasa. 

Indonesia terancam mengalami krisis air, terutama Jakarta. Krisis air ini disebabkan oleh peningkatan volume kebutuhan masyarakat tidak sebanding dengan ketersedian air di Ibu Kota. Kondisi ini sudah mulai terlihat bila air PDAM mati beberapa saat. Masyarakat kebingungan mencari air. Bahkan di sebagian kawasan, seperti Jakarta Utara, mereka rela menggunakan air seadanya untuk memenuhi kebutuhan mandi dan cuci. Untuk air minu, mereka rela merogoh kocek untunk membeli air dengan harga mahal.

Kondisi ini ditambah parah bila memiliki kondisi sumber air baku di Jakarta. Berdasarkan pemantauan terhadap status mutu air sungai di daerah aliran sungai (DAS), tercatat semua dalam kondisi tercemar sedang sampai berat. Sungguh menyeramkan! Air di Jakarta sebagian besar sudah tercemar berat.
  
Apa yang terjadi di Jakarta ini mungkin terjadi pula di kota-kota besar di Indonesia terutama Jawa. Sudah ada kecenderungan yang menunjukkan ke arah sana 

Namun pendapat ini dibantah oleh Kementrian Pekerjaan Umun melalui menteri Djoko Kirmanto, yang menegaskan masalah sampah yang menyumbat drainase dan menghalangi aliran air menuju pompa yang telah terpasang. Kementrian Pekerjaan Umum juga menanjikan alokasi dan hingga 18 Triliun rupiah untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta 

hal ini diperkuat lagi oleh fakta bahwa gorong-goong di sekira wilayah tersebut yang ternyata hanya berukuran 60cm, dan belum pernah dibangun lagi semenjak tahun 1970an. Inisiatif Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk memeriksa drainase di jalan MH Thamrin, membuat hal tersebut terungkap kepada publik dan akhirnya memunculkan ide untuk membangun Smart Tunnel untuk membuat mempercepat mengalirnya air laut.

Permasalahan Air Bersih

Tidak hanya dari kualitas air yang buruk, sungai-sungai yang melintas ke kota-kota besar, terutama Jakarta, kian hari kuantitasnya pun semakin menurun. Terkadang kontinuitasnya pun terganggu.

Rusaknya hutan di hulu jelas merusak kesediaan air baku. Sedangkan dengan ketidakadaan hutan di hilir maka iklim mikto jadi tidak menentu. Hal lain ketika hutan konservasi dialihfungsikan menjadi perkebunan kentang, kola tau tanaman semusim lainnya juga akan menimbulkan dampak terhadap kualitas air. Begitu hujan, top soilnya hilang. Dan ketika tanah sudah tidak subur, petani menambahkan pupuk dan pestisida. Akibatnya pupuk dan pestisida itu mencemari lingkungan. Air dari hulu ini mencemari air yang diolah.

Di perjalanan, air ini mengalami pencemaran akibat ulah manusia. Untuk kasus Jakarta misalnya, airt dari waduk Jatiluhur sudah mulai tercemar karena limbah pariwisata dan industry. Dalam perjalanan, pensemaran itu bertambah dengan perilaku masyarakat yang membuang limbah rumah tangga dan industry ke aliran sungai.

Sementara itu, bagi kota seperti Jakarta, air tanahnya sangat sangat terbatas karena letak geografis Jakarta berada di pinggir laut di mana industri air laut sudah mulai masukinilah yang memungkinkan PDAM menjadikan air tanah sebagai sumber air baku di DKI. Masalah air bersih memang jadi masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan.

Penanganan
Melihat fakta tersebut,mau tidak mau permasalahan air bersih ini membutuhkan penanganan yang sangat serius. Dan ini tidak bisak tidak melibatkan banyak pihak yang terkait.

Perlu ada hutanisasi kembali kawasan sumber air bersih. Misalnya Jakarta dimana sumber airnya dari Puncak, Bogor maka kawasan itu harus dikonservai. Jadi konservasi di daerah hulu melalui hutan itu harus. Tidak bisa solusinya dipindahkan ke engineering.

Model ini, bisa diambil untuk mengatasi masalah air di Jakarta. Kawasan Puncak, Gunung Salak, Gunung Pancar,harus dibebaskan dari aktivitas yang tidak terkait dengan konservasi. Tidak boleh lagi ditanami teh dan tanaman musiman atau menjadi kawasan perumahan. Kawasan itu harus dihutnkan kembali. Jakarta harus mau sharing penyelamatan terhadap 13 hulu sungai dari sekarang, sehingga 20-30 tahun kemudian tidak ada masalah air bersih lagi. Hanya saja ini mungkin akan baru terjadi jika ada kemajuan politik dari pemerintah.

Memang di sini dibutuhkan penegakan hokum yang kuat. Hutan-hutan tidak boleh dikonservi menajadi perumahan atau vila. Hutan kota sangat penting. Mengapa ? Karena hutan mengatur iklim mikro. Hutan bisa menyerap emisi sekaligus air. Minimnya hutan menjadi emis tidak diserap akibatnya suhu meningkat. Hutan ini memang mengonsumsi air dan juga mengatur air.

 Di masa lalu banyak cara untuk menyelamatkan air. Lihat saja berbagai macam mitos terkait dengan penyelamatan sumber air. Hampir setiap tempat memliki hutan larangan, sejenis hutan yang dilarang ditebang oleh penduduk. Perhatikan juga mitos yang selalu melindungi air baik itu sungai maupun laut dari perusakan manusia. Berderet makhluk halus mulai dari binatang hingga siluman siap menerkam manusia yang membuat kerusakan di air.

Beberapa cara yang memungkinkan untuk menyelamatkan air ini antara lain penanaman pohon untuk memperbanyak penyerapan iar dan juga pembuatan reservoir. Di sector pertanian yang dapat dilakukan adalah dengan perubahan pola tanam. Penanaman merupakan cara yang paling efektif agar air meresap ke dalam tanah secara maksimal dan menjadi cadangan air.

Perubahan Perilaku
Selain penanganan sumber air bersih di hulu, masyarakat pun perlu diubah perilakunya. Pentingnya masyarakat menjaga aliran sungai agar terbebas dari pencemaran. Selama ini pemeritah telah melarang masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, termasuk limbah. Tapi hasilnya belum memuaskan. Kesadaran masyarakat masih rendah.

Termasuk pula larangan pemerintah untuk tidak menebang pohon sembarangan, juga belum diindahkan oleh masyarakat. Bahkan sebagian anggota masyarakat berani merambah ke hutan-hutan lindung. Padahal hal tersebut sangat merusak lingkungan dan dampaknya mengganggu ketersediaan air.

Selain itu perilaku masyarakat untuk menghemat dalam pemakaian air juga perlu ditekankan. Juga bagaimana masyarakat mulai dibiasakan untuk medaur ulang air bekas untuk kemudian digunakan bagi keperluan lainnya. Misalnya air bekas kamar mansi bisa diolah untuk keperluan menyiram tanaman atau mencuci mobil.

Kini kita hanya memiliki waktu yang sedikit untuk menyelamatkan peradaban kita. Jika tidak dimulai sekarang juga, bukan tidak mungkin peradaban kita akan ounah. Punah karena air kian langka hingga menjadi konflik. Atau punah karena kita hancu oleh air yang tidak kita pelihara.

Mungkin semua pernah melihat film Waterworld yang mengisahkan bagaimana Bumi tertutup air karena es di kutub mencair, dan menaikkan permukaan laut, hingga Bumi hamper seluruh permukaanya tertutup oleh air. Sebuah kemungkinan yang sangat bisa terjadi jika hutan masih terus di tebangi. Gambaran dari flim tersebut adalah sangat mungkin menyebabkan konflik karena karena dan demi air.

Kepunahan manusia karena air telah dikisahkan dengan sangat apik dalam kisah banjir besar saaat Nabi Nuh masih ada. Hal tersebut memang dikaitkan dengan ingkarnya manusia terhadap Tuhan dan Nabinya. Namun wajib kita sadar bahwa memperlakukan alam dengan sembrono adalah salah satu sikap ingkar tersebut.

Melihat bagaimana kejayaan masa lalu dengan dukungan air dan membayangkan kepunahan manusia di masa depan karena menistakan air seharusnya kian membuka mata kita. Segera selamatkan peradaban kita dengan mengonservasi air sekarang juga.

Alternatif Sumber Air Bersih
 Melakukan konservasi hutan memang prioritas yang harus dilakuakan dalam mengamankan sumber air ersih. Pasalnya, hal itu merupakan alternative paling mudah dan murah yang dapat dilakukan. Tidak seperti alternative menyuling air dan menampung air hujan yang membutuhkan biaya besar.

Di Negara-negara Arab saat ini banyak menggunakan air laut sebagai bahan baku air minum. Caranya dengan melakukan penyulingan. Kalau kita tidak cepat-cepat mengatasi masalah sumber air bersih kita saat ini makan memang akibatnya air laut dijadikan air minum. Tapi, ini biayanya cukup besar. Mahal sekali. Tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat

Disamping itu, ada kemungkinan memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih. Misalnya, katanya dengan mewajibkan masyarakat terutama perusahaan besar untuk membuat tendon (penyimpanan) air hujan sebagai sumber air bersihnya. Perlu pemanfaatan air permukaan secara lebih terpadu sehingga sumber air bersih lebih memadai.
Previous Post
Next Post

0 comments: